• Home
  • Daerah
    • Peristiwa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
  • Budaya
    • Seni
    • Sajak
    • Cerpen
  • PERTANIAN
    • Peternakan
    • Perikanan
    • Perkebunan
    • Hortikultura
  • Opini
  • Olah Raga
  • Kolom
  • Ufuk
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result

Mahasiswa USU Teliti Gerakan Literasi Parulian

Redaksi by Redaksi
10/08/2019
in Pendidikan
0
Mahasiswa USU Teliti Gerakan Literasi Parulian

Sorotdaerah.com- Tertarik dengan Yayasan Pendidikan (YP) Parulian yang berhasil menerapkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS,  Mahasiswa Jurusan Imu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) Wita Afsari Surbakti pun menelitinya. Hasil penelitiannya itu kemudian dijadikan skripsi yang terbit pada 2018 silam. 

“Kami turut senang, sebab apa yang kami usahakan ini telah memberi banyak dampak baik bagi masyarakat, khususnya anak didik kami,” kata Sekretaris YP Parulian Erita Siburian di Medan, baru-baru ini.

Wita meneliti bagaimana program GLS yang diterapkan YP Parulian sejak 2016 silam. Penelitiannya difokuskan pada evaluasi apakah program GLS berjalan sesuai dengan panduan dari Kemendikbud.

Sebagai hasil, Wita menemukan, pengimplementasian di Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Parulian 1 Medan telah sesuai dengan buku panduan GLS Kemendikbud. “Berdasarkan hasil penelitian saya, GLS di Parulian sudah sesuai dengan panduan yang dikeluarkan Kemdikbud. Lebih detail bisa dibaca pada skripsi saya,” terangnya.

Wita mengapresiasi konsistensi YP Parulian dalam menjalan GLS. Sebab gerakan literasi ini amat relevan dengan kebutuhan siswa di era informasi sekarang. Apalagi GLS ini, timpalnya, telah diterapkan secara terpadu dalam pembelajaran di kelas, sehingga membantu siswa memahami pelajaran dan mengembangkan kreativitasnya. “Terbitnya dua buku karya siswa Parulian juga menunjukkan kesungguhan sekolah ini menjalankan gerakan literasi,” pungkasnya.

Menurut Erita, selama ini YP Parulian telah menerapkan GLS melalui tiga tahapan, yakni tahap pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Pada tahap pembiasaan, katanya, siswa diwajibkan membaca buku selama 15 menit setiap hari sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan dan siswa diharapkan membuat jurnal pribadi.

Pada tahap pengembangan, siswa diarahkan untuk dapat menciptakan karya sendiri setelah melakukan tahap pembiasaan. Pembuatan karya tersebut dapat berupa resensi buku bacaan yang telah dibaca, menciptakan pantun, puisi dan cerpen. Sedangkan pada tahap pembelajaran terang Erita lagi, siswa dituntut untuk dapat bertanggungjawab dengan hasil karya yang telah dibuat. Biasanya hal tersebut dilakukan melalui persentasi yang dilakukan siswa di depan kelas dan dihadapan guru serta murid-murid lainnya.

Selanjutnya, ungkap Erita, faktor pendukung pelaksanaan GLS di sekolahnya adalah adanya buku yang disediakan sekolah di setiap lorong kelas dan juga pojok baca serta dukungan dari guru kepada siswa. Sementara itu ada pula faktor penghambatnya. Menurut Erita adalah masih adanya siswa yang minat membacanya rendah, murid yang ribut pada saat kegiatan membaca berlangsung sehingga mengganggu konsentrasi murid lainnya. (Red)

Tags: gerakan literasi sekolahGLSMahasiswa USUParulian
Previous Post

OPD dan Perusda Wajib Laporkan Evaluasi Rencana Kerja per Triwulan

Next Post

Pelita Mutiara, Role Model Semangat Literasi

Next Post
Pelita Mutiara, Role Model Semangat Literasi

Pelita Mutiara, Role Model Semangat Literasi

Please login to join discussion

ALAMAT REDAKSI

Jl. Nanggar Suasah Ujung Pematangsiantar - Sumut - Indonesia
Jl. Tangkul I No.56 - Medan - Sumut - Indonesia

KONTAK

Telepon : 0831 9615 1289
Redaksi : sorotdaerah@gmail.com
  • Disclaimer
  • Home
  • Pedoman Media Siber
  • PERTANIAN
  • Redaksi

© 2019 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Disclaimer
  • Home
    • Sorot Daerah
  • Pedoman Media Siber
  • PERTANIAN
  • Redaksi

© 2019 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.